Teori hierarki kebutuhan
Teori motivasi yang paling terkenal
adalah hierarki teori hierarki kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia
membuat hipotesis bahwa
dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari
lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan
fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa
kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor
penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan,
pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke
dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan
sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial,
penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas.]Perbedaan
antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat
atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan
dipenuhi secara eksternal.
Teori kebutuhan Maslow telah menerima
pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif.. Namun,
penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan
beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan
pendukung yang kuat.
Teori X dan teori Y
Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan
dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandanganmanajer mengenai
sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka
cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan
asumsi-asumsi tersebut.
Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam
teori X.
·
Karyawan pada
dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk
menghindarinya.
·
Karena karyawan tidak menyukai
pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman
untuk mencapai tujuan.
·
Karyawan akan mengindari tanggung jawab
dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.
·
Sebagian karyawan menempatkan keamanan
di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.
Bertentangan dengan pandangan-pandangan
negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang
disebutkan dalam teori Y.
·
Karyawan menganggap kerja sebagai hal
yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
·
Karyawan akan berlatih mengendalikan
diri dan emosi untuk
mencapai berbagai tujuan.
·
Karyawan bersedia belajar untuk
menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat berbagai
keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi,
dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.
Pengertian, Visioner, Tegas, Bijaksana
Bisa menempatkan diri, Mampu/cakap Terbuka, Mampu mengatur, Disegani , Cerdas,
Cekatan, Terampil, Pemotivasi, Jujur, Berwibawa, Berwawasan luas, Konsekuen,
Melayani, Credible, Mampu membawa perubahan, Adil, Berperikemanusiaan, Kreatif,
Inovatif, Sabar, Bertanggung jawab, Konsiten, Low profile, Sederhana dan humble
(rendah hati), Rendah hati/humble, Royal/tidak kikir, berjiwa sosial Loyal
(setia) kepada bawahan, Disiplin, Mampu menjadi tauladan/memberi contoh, Punya
integritas, Berdikasi/berjiwa mengabdi, Dapat dipercaya (credible), Percaya
diri, Kritis, Religious, Mengayomi, Responsive (cepat tanggap), Teliti, Supel
(ramah), Pema’af, Peduli (care), Profesional, Berprestasi, Penyelesai Masalah
(problem solver), Good looking, Sopan, Cerdas secara emosi (memiliki tingkat EQ
yang tinggi.
reverensihttp://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
http://www.gunadarma.ac.id/
http://studentsite.gunadarma.ac.id/index.php/tugas/index
Tidak ada komentar:
Posting Komentar